Selasa, 18 Mei 2010

Ellen


Elen, Tetanggaku yang cantik.

Sore itu selepas Magrib terdengar bel berbunyi dan segera kubukakan pintu, ternyata yang datang keluarga yang baru saja pindah di sebelah rumah. Setelah kupersilahkan masuk merekapun memperkenalkan diri Tuan Van Ass (asli Belanda), kemudian Yuni istrinya, Elen anak sulungnya dan adiknya Karel. Tuan Van Ass adalah pedagang handy craft antar negara di Eropa, sedangkan istrinya membantu mencarikan barang-barang dagangan di Indonesia ini, sebelum pindah di kotaku ini mereka tinggal di Jakarta. Kemudian akupun memperkenalkan diri, namaku Mardi masih bujangan dan bekerja sebagai konsultan teknik. Sebagai tetangga baru, mereka aku persilahkan untuk menghubungiku apabila menemui kesulitan. Tuan Van Ass langsung meng iyakan tawaranku dan meminta untuk mencarikan informasi sekolah untuk anak-anaknya. Saat itu Elen masuk ke kelas dua SMA dan Karel kelas lima SD. Kemudian merekapun berpamitan untuk pulang.

Dua hari kemudian kudatangi rumah tetanggaku itu untuk memberikan informasi yang diminta, saat pintu kuketuk ternyata Elen yang membukakan pintu. Oh mas Mardi ayo masuk mas, papa sama mama sedang keluar sebentar kita omong-omong di sini dulu yuk. Akupun masuk dan duduk di sofa ditemani Elen, tercium aroma wangi dari tubuhnya yang mengenakan hotpants warna pink dan t shirt putih tanpa lengan.

Mama, Papa dan Karel baru ke swalayan untuk beli kebutuhan pokok, demikan Elen membuka pembicaraan. Entah kenapa saat itu hatiku berdesir-desir melihat wajah Elen yang begitu cantik bersih dan sexy, mataku selalu tertuju ke buah dadanya yang berukuran jumbo dan kelihatannya tidak mengenakan bra serta pahanya yang putih muluzz itu, membikin adikku mulai berkedut-kedut. Melihat aku bengong ia tersenyum dan bertanya Mas Mardi ke sini mau ketemu papa kan? agak sedikit terkejut kujawab oh ya aku datang ke sini mau menyampaikan informasi sekolah yang pernah papamu minta, dan aku sudah dapatkan beberapa sekolah favorite yang ada di kota ini lengkap dengan segala persyaratannya. Oh iya ini formulir-formulir yang harus di isi, aku titip Elen aja ya, nanti disampaikan ke Papa. Loh mas Mardi ngak nunggu papa aja, di sini aja dulu ngobrol sama Elen. Eh sorry aku belum mandi mau pulang dulu (padahal ingin segera coli ngak tahan sama keseksianmu).

Setelah dua bulan berlalu perkenalan kami Elen sering main ke rumahku untuk sekedar ngobrol. Suatu saat aku lagi iseng mencukur jembiku di kamar, tiba-tiba Elen masuk, karena kamar memang tidak pernah kukunci. Belum hilang rasa kagetku Ellen berkata hooyy mas Mardi lagi cukur pubic hair ya??? Eh …iya jawabku serba salah, boleh dong mas ikutan??? Seketika itu juga adik kecilku bangkit menantang, dan aku jawab boleh, yuk masuk sini. Ellen tertawa hi…hi…hi kenapa tuh rudalnya langsung ready? udaah Elen bantuin mas ya ngelanjutin yang belum dicukur?? Tanpa menjawab Elen langsung mengambil pisau dari tanganku dan mengoleskan busa ke bagian yang belum dicukur dengan tangan halusnya. Tapi mas Mardi janji ya, nanti punya Ellen mas cukur juga? tak tahan menahan geli dari elusan tangan Elen aku jawab sambil berdesis hiyaaa a..ak..ku janjiii. Elen hanya tersenyum mendengarnya dan bilang geli ya mas? aku hanya bisa mengangguk sambil meringis keenakan…ha…ha…ha.

Udah selesai mas gantian donk!!! Segera kubuka mataku dan kuteliti memang sudah benar benar bersih dan rudalku sangat tegang, kelihatan lebih perkasa. Elen segera membuka hotpants dan cd-nya dan berbaring di tempat tidurku , hualah rudalku makin meloncat-loncat aja. Segera kuambil spray busa dan aku semprotkan ke jembinya yang lebat di sekitar ling kenikmatannya, kemudian aku ratakan dengan jari-jariku sambil sesekali ku sentuh clitnya. Kuperhatikan wajah Elen memerah, mengangkat kepalanya dan menggigit bibir bawahnya auff. Aku tersenyum dan segera kucukur seluruh jembinya. Setelah habis semua bulu jembinya Elen aku ajak mandi,

Elenpun menurut saja segera melepas blouse dan branya. Aku hidupkan shower dan aku semprotkan ke seluruh tubuh Elen, saat kusemprot nonoknya iya menggelinjang kegelian dan langsung memelukku… waow toket jumbonya melekat di dadaku Saat itu juga kukulum bibirnya yang indah dan gagang shower kulepaskan agar tanganku dapat meremas-remas dua bukit yang benar-benar sangat indah. Sambil melakukan french kiss kuremas toketnya dan sedikit kupelintir puting kecilnya yang berwarna pink, sementara tangan satunya kugunakan meremas pantatnya yang padat dan berisi. Ellenpun menggelinjang -gelinjang dan saat rudalku kugesekkan di perut bawah pusar, Ellen mengangkat kaki kanannya untuk disandarkan di pinggangku dan melepas ciumannya dan berteriak aaahhh…aaahhhh …wonderful …give me more please ahhh…uuuh …ssssttt, segera ciuman kuarahkan ke belakang telinga danterus turun ke leher dan turun lagi kuhisap putingnya gerakan dan desisan Ellen semakin liar sssssss….augh yeeeess I love it, tangan Ellen menjambakku dan satu tangan yang lain memegang rudalku.

Kulepas tangan ellen dari kepala dan rudalku untuk bisa jongkok dan menghisap miss V nya. Kujilat dan kupermainkan clitsnya dengan lidahku Ellen berteriak Haah …aaaaaaah….ouuuugh my God…aaahhh ouuugh kembali kedua tangannya menjambakku dan membenamkan kepalaku ke selangkangan dan menjepit keras dengan kedua pahanya. Terus ku hisab cairan-cairan yang berasa asin sampai akhirnya jepitan pahanya makin melemah dan ketegangan otot-ototnya pun mengendur, sampai-sampai dari kedua matanya pun keluar air mata kenikmatan. Elen tersandar lemas di dinding dan ku semprot lagi dengan air agar segar kembali, sementara rudalku masih sangat tegang tak sabar untuk segera ditangani.

Setelah kurang lebih lima menit Ellen menggenggam rudalku Ough…uuugh nyaman rasanya setelah kocokan-kocokan dari tangan lembut Ellen. Kami melakukan French kiss lagi sementara tangan ellen masih mengurut-urut rudalku. Ellen menurunkan ciumannya ke arah dada dan menghisap kedua putingku bergantian, kemudian menurunkan ciumannya ke arah pusar dengan jilatan-jilatan yang lincah Ouugh…ough…oughh terr…uuus babe enak banget pintaku terbata-bata sampai rudalku menusuk-nusuk dagunya yang indah. Kemudian Ellen menjilat-jilat kedua pahaku dan eitsss aarrgggh ough dia menghisap kedua buah pelirku…huuuuh mak nyos rasanya dihisap oleh mulut yang sangat indah.Setelah puas menghisab buah pelirku, Ellen menjilat-jilat kepala rudalku aaah….ough…oughh argghh, terrr…usss ough…Elen memasukkan ke mulutnya, walaupun tersentuh giginya tapi tapi wao nikmat sekaleee, dan akhirnya setelah mulutnya puluhan kali mengurut rudalku crot deh spermaku muncrat ke dalam mulutnya, Huh asiiin kata Ellen sambil tersenyum.

Setelah bersih-bersih Ellen ku ajak balik ke kamar lagi, dia langsung berbaring di tempat tidurku tanpa sehelai benangpun, akupun langsung tidur di sebelahnya. Melihat kesempurnaan tubuh Ellen rudalkupun menegang lagi, tanpa minta ijin lagi langsung kujilati clits Ellen, diapun terkejut dan membuka matanya haah masih kurang ya mas??? Iya jawabku. Elen tersenyum sambil berkata …tapi jangan dimasukin ya mas, Haaah kenapa Ell??? langsung kuhentikan aktivitasku, Ellen menjawab kata papanya kalau usianya sebelum 18 tahun belum boleh melakukan coitus dan kalaupun usiaku sudah 18 tahun kalau berhubungan sex harus pakai kondom. Walaupun nafsu sudah di ubun-ubun aku batalkan untuk ronde selanjutnya, karena aku sudah jatuh cinta kepadamu Ellen.

Jumat, 14 Mei 2010

Mamaku

Hallo netter, namaku Boby, aku akan menceritakan pengalaman seks-ku yang luar biasa yang pernah kurasakan dan kualami. Sekarang aku kuliah di salah satu PTS terkenal di Bandung, dan tinggal di rumah di kawasan sejuk dan elite di kawasan Bandung utara dengan ibu, adik dan pembatuku.

Sejak SMA aku dan adikku tinggal bersama nenekku di Bandung, sementara ibu dan ayahku tinggal di Surabaya karena memang ayah mempunyai perusahaan besar di wilayah Jawa Timur. Dan sejak nenek meninggal ibu kemudian tinggal lagi bersama kami, sedangkan ayah hanya pulang sebulan atau dua bulan sekali seperti biasanya sebelum nenekku meninggal. Sebenarnya kami diajak ibu dan ayahku untuk tinggal di Surabaya, namun adik dan aku tidak mau meninggalkan Bandung karena kami sangat suka tinggal di tempat kami lahir.

Saat itu aku baru lulus SMA dan sedang menunggu pengumuman hasil UMPTN di Bandung, dan karena sehari-hari tidak ada kerjaan, ibu yang saat itu sudah tinggal bersama kami, memintaku untuk selalu menjemputnya dari tempat aerobik dan senam setiap malam. Ibuku memang pandai sekali merawat tubuhnya dengan senam/aerobik dan renang, sehingga walaupun usianya hampir 39 tahun, ibuku masih terlihat seperti wanita 27 tahunan dengan tubuh yang indah dengan kulit putih mulus dan dada yang masih terlihat padat dan berisi. Walaupun di wajahnya sudah terlihat sedikit kerutan, tetapi akan hilang bila ibu berdandan, hingga kemudian terlihat seperti wanita 27 tahunan.

Aku mulai memperhatikan ibuku, karena setiap kujemput dari tempat senamnya, ibuku tidak mengganti pakaian senamnya dulu setelah selesai dan langsung pulang bersamaku, dan baru mandi dan berganti pakaian setelah kami sampai di rumah. Karena setiap hari melihat ibuku dengan dandanan seksinya, otakku mulai membayangkan hal-hal aneh tentang tubuh ibuku. Bagaimana tidak, aku melihat ibuku yang selalu memakai pakaian senam ketat dengan payudara yang indah menonjol dan pantat yang masih padat berisi.

Suatu hari, saat aku telat menjemput ibuku di tempat senamnya, aku tidak menemukan ibuku di tempat biasanya dia senam, dan setelah aku tanyakan kepada teman ibuku, dia bilang ibuku sedang di sauna, dan bilang agar aku menunggu di tempat sauna yang tidak jauh dari ruangan senam. Aku pun beegegas menuju ruangan sauna, karena aku tidak mau ibuku menunggu terlalu lama. Saat sampai di sana, wow.. aku melihat ibuku baru keluar dari ruangan hanya dengan memakai handuk yang hanya menutupi sedikit tubuhnya dengan melilitkan handuk yang menutupi dada perut dan sedkit pahanya, sehingga paha ibu yang mulus dan seksi itu terlihat dengan jelas olehku. Aku hanya terdiam dan menelan ludah saat ibuku menghampiriku dan bilang agar aku menunggu sebentar.

Kemudian ibuku membalikkan tubuhnya, dan kemudian terlihatlah goyangan pinggul ibuku saat dia berjalan menuju ruangan ganti pakaian. Tanpa sadar kemaluanku mengeras saat kejadian tadi berlangsung. Aku berani bertaruh pasti semua laki-laki akan terpesona dan terangsang saat melihat ibuku dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di tubuhnya.

Di dalam perjalanan, aku hanya diam dan sesekali melirik ibuku yang duduk di sampingku, dan aku melihat dengan jelas goyangan payudara ibuku saat mobil bergetar bila sedang melalui jalan yang bergelombang atau polisi tidur. Ibuku berpakaian biasa dengan kaos oblong yang agak ketat dan celana panjang ketat, dan setiap aku melirik ke paha ibu, terbayang lagi saat aku melihat paha ibuku yang putih mulus tadi di tempat sauna.

"Bob.. kok kamu diem aja, dan kenapa celana kamu sayang..?" tanya ibuku mengagetkan aku yang agak melamun membayangkan tubuh ibuku.
"Enggak Mi.. enggak," jawabku gugup.
Kami pun sampai di rumah agak malam, karena aku telat menjemput ibuku. Sesampainya di rumah, ibu langsung masuk ke kamarnya dan sebelum dia masuk ke kamarnya, ibu mencium pipiku dan bilang selamat malam. Kemudian dia masuk ke kamarnya dan tidur.

Malam itu aku tidak dapat tidur membayangkan tubuh ibuku, gila pikirku dalam hati, dia ibuku, tapi.. akh.. masa bodoh pikirku lagi. Aku mencoba onani untuk "menidurkan burung"-ku yang berontak minta masuk ke sarangnya. Gila pikirku lagi. Mau mencari cewek malam sih bisa saja, tapi saat itu aku menginginkan ibuku.

Perlahan-lahan aku keluar kamar dan berjalan menuju kamar ibuku di lantai bawah. Adik perempuanku dan pembantuku sudah tidur, karena saat itu jam satu malam. Otakku sudah mengatakan aku harus merasakan tubuh ibuku, nafsuku sudah puncak saat aku berdiri di depan pintu kamar ibuku. Kuputar kenop pintunya, aku melihat ibuku tidur telentang sangat menantang. Ibuku tidur hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek yang longgar. Aku berjalan mendekati ibuku yang tidur nyenyak, aku diam sesaat di sebelah ranjangnya dan memperhatikan ibuku yang tidur dengan posisi menantang. Kemaluanku sudah sangat keras dan meronta ingin keluar dari celana pendek yang kupakai.

Dengan gemetar aku naik ke ranjang ibu, dan mencoba membelai paha ibuku yang putih mulus dan sangat seksi. Dengan tangan bergetar aku membelai dan menelusuri paha ibuku, dan terus naik ke atas. Kemaluanku sudah sangat keras dan terasa sakit karena batang kemaluanku terjepit oleh celanaku. Aku kemudian membuka celanaku dan keluarlah "burung perkasa"-ku yang sudah sangat keras. Aku kemudian mencoba mencium leher dan bibir ibuku. Aku mencoba meremas payudara ibuku yang besar dan montok, aku rememas payudara ibu dengan perlahan. Takut kalau ia bangun, tapi karena nafsuku sudah puncak aku tidak mengontrol remasan tanganku ke payudara ibuku.

Aku kemudian mengocok batang kemaluanku sambil meremas payudara ibu, dan karena remasanku yang terlalu bernafsu, ibu terbangun.
"Bobi.. kamu.. apa yang kamu lakukan, aku ibumu sayang.." sahut ibuku dengan suara pelan.
Aku kaget setengah mati, tapi anehnya batang kemaluanku masih keras dan tidak lemas. Aku takut dan malah makin nekat, terlanjur pikirku. Aku langsung mencium leher ibuku dengan bernafsu sambil terus meremas payudara ibuku. Dalam pikiranku hanya ada dua kemungkinan, menyetubuhi ibuku, kemudian aku kabur atau dia membunuhku.

"Cukup Bobi.. hentikan sayang.. akh.." kata ibuku.
Tapi yang membuatku aneh, ibu sama sekali tidak menolak dan berontak. Malah ibu membiarkan bibirnya kucium dengan bebas, dan malah mendesah saat kuhisap leher dan di belakang telinganya, dan aku merasa burungku yang dari tadi sudah keras seperti ada yang menekannya, dan ternyata itu adalah paha ibuku yang mulus.

"Sayang kalau kamu mau.. bilang aja terus terang.. Mami mau kok.." kata ibuku di antara desahannya.
Aku kaget setengah mati, berarti ibuku sangat suka aku perlakukan seperti ini. Aku kemudian melepaskan ciumanku di lehernya, dan kemudian berlutut di sebelah ibuku yang masih berbaring. Batang kemaluanku sudah sangat keras, dan ternyata ibu sangat suka dengan ukuran batang kemaluanku, ibu tersenyum bangga melihat batang kemaluanku yang sudah maksimal kerasnya. Ukuran batang kemaluanku 15 cm dengan diameter kira-kira 4 cm.

Aku masih dengan gemas meremas payudara ibu yang montok dan masih terasa padat. Aku membuka kaos yang ibu pakai, dan kemudian sambil meremas payudara ibu aku berusaha membuka bra yang ibu pakai. Dan satelah bra yang ibuku kenakan terlepas, kulihat payudara ibu yang besar dan masih kencang untuk wanita seumurnya. Dengan ganas kuremas payudara ibu, sedangkan ibu hanya mendesah keenakan dan menjerit kecil saat kugigit kecil puting payudara ibu. Kuhisap puting payudara ibu dengan kuat seperti ketika aku masih bayi. Aku menghisap payudara ibu sambil kuremas-remas hingga puting payudara ibu agak memerah karena kuhisap.

Payudara ibuku masih sangat enak untuk diremas, karena ukurannya yang besar dan masih kencang dan padat.
"Bob kamu dulu juga ngisep susu ibu juga kaya gini.." kata ibuku sambil dia merem-melek karena keenakan puting susunya kuhisap dan memainkannya dengan lidahku.
Ibu menaikkan pinggulnya saat kutarik celana pendeknya. Aku melihat CD yang ibu kenakan sudah basah. Aku kemudian mencium CD ibuku tepat di atas kemaluan ibu dan meremasnya. Dengan cepat kutarik CD ibu dan melemparkannya ke sisi ranjang, dan terlihatlah olehku pemandangan yang sangat indah.

Lubang kemaluan ibuku ditumbuhi bulu halus yang tidak terlalu lebat, hingga garis lubang kemaluan ibuku terlihat. Kubuka paha ibuku lebar, aku tidak kuasa melihat pemandangan indah itu. Dan dengan naluri laki-laki kucium dan kuhisap lubang dimana aku lahir 18 tahun lalu. Kujilat klitoris ibuku yang membuat ibuku bergetar dan mendesah dengan kuat. Lidahku bermain di lubang senggama ibuku, dan ibuku malah menekan kepalaku dengan tangannya agar aku makin tenggelam di dalam selangkangannya.

Cairan lubang kemaluan ibu kuhisap dan kujilat yang membuat ibuku makin tak tahan dengan perlakuanku, dia mengelinjang hebat, bergetar dan kemudian mengejang sambil menengadah dan berteriak. Aku merasakan ada cairan kental yang keluar dari dalam lubang kemaluan ibu, dan aku tahu ibu baru orgasme. Kuhisap semua cairan lubang kemaluan ibuku hingga kering. Ibu terlihat sangat lelah.

Aku kemudian bangun dan dengan suara pelan karena kelelahan ibu bilang, "Sayang sini Mami isep kontolmu,"
Dan tanpa di komando dua kali, aku kemudian duduk di sebalah wajah ibuku, dan kemudian dengan perlahan mulut ibuku mendekat ke burungku yang sudah sangat keras. Ibuku membelai batang kemaluanku, tapi dia tidak memasukkan batang kemaluanku ke mulutnya. Padahal jarak antara mulut ibuku dengan batang kemaluanku hanya tinggal beberapa centi saja.

Aku sudah tidak tahan lagi, dan kemudian kudorong kepala ibuku dan dengan leluasa batang kemaluanku masuk ke mulut ibu. Dengan cepat dan liar ibuku mengocok batang kemaluanku di dalam mulutnya. Aku sudah tidak tahan lagi, kenikmatan yang kurasakan sangat luar biasa dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Dan akhirnya aku sudah tidak tahan lagi dan, "Cret.. cret.. crett.." maniku kusemprotkan di dalam mulut ibuku.

Ibu kemudian memuntahkannya dan hanya yang sedikiti dia telan, dan masih dengan liar ibuku membersihkan batang kemaluanku dari sisa-sisa air maniku yang menetes di batang kejantananku. Ibuku tersenyum dan kemudian kembali berbaring sambil membuka pahanya lebar-lebar. Ibuku tersenyum saat melihat batang kemaluanku yang masih dengan gagahnya berdiri, dan seperti sudah tidak sabar untuk masuk ke dalam sarangnya yang hangat.

Aku kemudian mengambil posisi di antara kedua paha ibuku, batang kemaluanku terasa berdenyut saat ibu dengan lembut membelai dan meremas batang kemaluanku yang sudah sangat keras. Dengan tangan yang bergetar, kuusap permukaan lubang kemaluan ibuku yang dipenuhi bulu-bulu halus dan sisa cairan lubang kemaluan yang kuhisap tadi masih membasahi bibir lubang kemaluan ibuku yang terlihat sangat hangat dan menantang.

"Ayo dong Sayang, kamu kan tahu dimana tempatnya.." kata ibuku pasrah.

Kemudian tangannya menuntun batang kemaluanku untuk masuk ke dalam lubang kemaluannya. Tanganku bergetar dan batang kemaluanku terasa makin berdenyut saat kepala batang kemaluanku menyentuh bibir lubang kemaluan ibu yang sudah basah. Dengan perasaan yang campur aduk, kudorong pinggulku ke depan dan masuklah batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluan ibu yang sudah agak membuka, dan tenggelam sudah batang kemaluanku ke dalam liang senggama milik ibuku.

Aku merasakan sensasi yang sangat dasyat saat dinding lubang kemaluan ibu seperti memijat batang kemaluanku. Gila.., meski aku pernah ML dengan anak ABG, lubang kemaluan ibuku terasa sangat nikmat dan luar biasa di banding dengan yang lainnya. Aku menggoyang pinggulku naik-turun diimbangi dengan goyangan pinggul ibuku yang sangat dasyat dan liar. Kami kemudian berganti posisi dengan ibu berada di atasku hingga ia dapat menduduki batang kemaluanku, dan terasa sekali kenikmatan yang ibu berikan kepadaku. Goyangan yang cepat dan liar dan gerakan tubuh yang naik turun membuat tubuhku hanyut ke dalam kenikmatan seks yang kurasakan sangat dasyat.

Tibalah saat ibuku orgasme, goyangannya makin cepat dan desahannya semakin tidak karuan, aku dengan nikmat merasakannya sambil kuhisap dan meremas pauyudara ibu yang bergoyang seirama dengan naik-turunnya tubuh ibuku menghabisi aku. Ibu mengerang dan mengejang saat kurasakan ada cairan hangat yang membasahi batang kejantananku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluan ibuku.

Beberapa saat setelah ibu terkulai lemas aku merasakan bahwa aku akan mencapai puncak.
Dan dengan goyangan dan tusukan yang menghujam lubang kemaluan ibuku, "Cret.. crett.. cret.." air maniku menghambur di dalam lubang kemaluan ibuku.
Aku merasakan nikmat yang tidak dapat kukatakan.

Saat aku masih menikmati sisa-sisa kemikmatan itu, ibu mencium bibirku dan berkata, "Sayang.. Mami lupa kalo Mami enggak pake kontrasepsi. Tadi Mami mau bilang kalo kamu orgasme biar di mulut Mami aja.. tapi Mami kagok.."
Aku hanya terdiam dan malah mencium bibir ibuku yang masih menindih tubuhku dengan mesra. Kemudian ibuku berbaring di sampingku, aku memeluk dia dan kami berciuman dengan mesra seperti sepasang kekasih. Kami pun tertidur karena pertempuran yang sangat melelahkan itu.


Minggu, 09 Mei 2010

Susu Montok

Entah kenapa setiap melihat ibu menyusui saya jadi kepengen ikut nyusu, dan akhirnya keinginan itupun terwujud.

Hampir tiap sore beberapa minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan tempat tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan kenapa hal ini sering aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku yaitu seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu Rumah tangga/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah aku sering memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman sekarang. Aku, Dana, seorang mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.

Langsung aja ya?
Saat aku bersepeda, aku selalu bertemu dengan mbak dewi, dia selalu menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke anaknya. Dan sering pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membuat saya sangat betah untuk melihatnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui anaknya di tempat umum dan dilihat olehku. Sering pas aku melihat prosesi tersebut, dia malah tersenyum kepadaku.
”Wah ada tanda-tanda sesuatu ini” pikirku
Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Malah kadang aku ngerasa dia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yaitu waktu menyusui kadang dia membuka hampir separuh kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan setelah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia pakai tiap hari selalu membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin merangsang saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling aku suka yaitu bentuk BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya.

Suatu ketika, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang memakai baju seperti baju tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak anak muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
”apa kabar mbak??lagi asyik ngapain ne??” tanyaku
”ini dek, biasa nyuapin Didi sambil jalan-jalan”
”sekalian nyari udara segar sore hari”lanjutnya..
”wah sehat banget keliatannya mbak anaknya, pasti makannya banyak ya?”
”ga juga si Dan, Cuma nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnya
Otakku yang ngeres langsung de mengarah ke hal yang iya iya…
”wah susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.
“ya susu botol dan susu ini.”sambil dia memegang payudaranya sendiri.
“Glek, wah mau dong mbak minta susunya, biar aku juga sehat.” Hehehe sambil cengenges2an…..
“wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.”
”jangan-jangan yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi ini
Wuiih…berani juga ne mbak Dewi, langsung aja de gue jawabh dengan ketawa juga ”emang bole ya mbak??”
Tiba-tiba si Didi merengek dan minta susu ke Ibunya..” bentar ya Dan, Didi minta tetek ni.” sambil dia buka kancing baju 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.Wah pucuk dicinta ulam pun tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi sangat indah ternyata, apalagi BH yang dipakai sangat kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling aku sukai ”BHnya berenda cuy”….yes yes yes
Begitu teteknya terbuka satu, langsung de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan kencang.

”pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang sudah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat terlihat sekilas oleh mataku. ”Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinku
Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba meminta anaknya untuk berganti posisi agar anaknya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, ”Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat aku jadi salting. Mbak dewi ternyata melihat gelagat anehku ini.
”Kamu kenapa Dan??” tanyanya
Dengan terkaget aku menjawab “anu..emm..eh ngga papa kok mbak.”
“jangan bohong kamu Dan, kamu pengen ya??”
Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Tapi karena amin telah mengalahkan iman maka akupun jawab ”emangnya bole ya mbak? Nanti ada yang marah?”
”ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”
Wah bener-bener beruntung ne hari ini….”maksudnya Mbak?”sok sok belagak bego ne gue.

Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri dia bilang ”ayo sini aja, masih ada satu kok.”
”tapi pelan pelan ya, si Didi mau tidur ni kayaknya” lanjutnya.
Langsung aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, namun dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
”jangan malu Dan…”sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, seru juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. (ukurannya itu lho, manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi anak-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang imut itu.
“mas di sebelah sana aja yuk?”dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah seru juga ne tempatnya..
“ayo mas dilanjut lagi.” Ajaknya
“mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa.”pintaku
Akirnya dia membuka baju itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, aku mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tak berapa lama telah masuk ke dalam celana kolorku. Di tempat itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat karena terkena sinar matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Dia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya tertinggal celdam GTman ku yang menempel. Langsung akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut pun beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian aku mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak mau kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tidak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?
”Dan, mbak ga bisa bangun ne, jadi tolong bukain celana dalammu ya?”
Langsung kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, ketika terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.

”gede banget Dan?punya suami mbak aja kalah”
Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, namun gendut dari pangkal ke ujung.
”masak si mbak?”tanyaku..
”mbak, aku bole minta diemut ga dedeknya?”
Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Aku arahkan dedekku ke mulutnya, dan langsung dijilati pelan-pelan sampai dia menelannya. Tanganku tak mau menganggur, aku raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah aku jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan namun dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum melihat vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, langsung saja aku memposisikan diri membentuk angka 69. dengan perlahan aku menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya agar terus naik, terlihat dari cara dia mengulum dedekku yang semakin liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, ”wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku.

Jariku mulai ikut campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak vagina yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terangsang dengan aksiku terdengar cukup keras, untung daerah tersebut sepi dan jarang dilewati orang. Anaknya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu namun tetap tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. ”Pasti dia uda sampai duluan ni?” pikirku dalam hati. Aku hentikan aksiku dan aku cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi terlihat sedikit lemas namun tetap tersenyum penuh gairah terhadapku. Aku sudah sangat terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang melihat dedekku.

”mbak, aku bole masukin ne?”tanyaku
Dia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Aku lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih aku masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi tiap jengkal kenikmatan surga ini, belum sampai setengah mbak dewi terlihat sedikit meringis.
” Pelan-pelan Dan…agak sesak ne rasanya..”
”Dan…besar sekali punyamu, tapi nikmat banget Dan!”
”terus Dan…..”sambil menggigit bibirnya
Setelah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil aku push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tak mau kalah, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS….dedek ini telah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, aku goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng…..sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.

”Duh gawat ne?” kataku dalam hati. Namun mbak Dewi langsung mengelus anaknya dan mendekapnya agar tetap diam dan akirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian aku lumat. Erangannya semakin kuat hampir menuju puncaknya, akupun merasakan ada sesuatu yang mau menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Setelah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
”Mbak aku mau keluar ne..”
”aku juga Dan, bareng ya…”pintanya
Aku terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian aku sudah tak tahan lagi.
”Mbak….k…k….aku keluarrrrrrr”
”aku juga dek…k..k…”
Crot..Crot..Crot…Crot…tumpahlah semua maniku ke dalam vaginanya.ahhh…..nikmat banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Tapi walau uda keluar aku tetap membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut menikmati tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.
”Makasih ya Dan….sensasi ini belum pernah aku dapatkan.”
”sama sama mbak, makasih juga uda diberi kehormatan mencicipi tubuh mbak.”
”udah lama aku pengen ama mbak setiap kulihat mbak neteki disini”
”nakal kamu ya Dan!!”
”mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe”
Aku cabut dedekku, ”Ploop..” bunyinya. Setelah itu aku bangun dan memakai semua bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil aku berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. ”uhh…..”lenguh mbak Dewi. Diapun mengaitkan Bhnya tanpa memakai dulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan aku masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk tetap mencium teteknya…sampai menjelang senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami pun berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar biasa dari seorang wanita menyusui.

Demikian seks saya dengan seorang ibu menyusui, Seks dengan ibu rumah tangga biasa yang sebelumnya hanya khayalan dan akhirnya menjadi sebuah kenyataan.

Asal Cerita

Cerita Ini Murni, cerita nyata dari penulis dan teman-teman dekat penulis. Tapi bagi Anda yang ingin menyumbangkan cerita / kisah nyata Anda tentang awal Anda melakukan hubungan badan, silahkan kirim naskah ke bang.joe46@yahoo.com